Kerinci, Suarabernas.com. Pasca liburan Lebaran tahun 2025, tempat wisata Aroma Pecco, mengalami penurunan kunjungan wisatawan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Padahal nama Aroma Pecco sudah terkenal dari zaman dulu sebagai tujuan wisata di tengah tengah kebun teh Kayu Aro. Namun sangat disayangkan Aroma Pecco saat ini kurang di minati wisatawan baik warga Kerinci maupun dari daerah lain, karena kalah bersaing dengan tempat wisata wisata lainnya di sekitar Kayu Aro.
Hermiadi yang mengaku sebagai timses pak Monadi diberikan kepercayaan mengontrak Aroma Pecco saat liburan lebaran 2025 dengan pihak Dinas Pariwisata Kerinci, menyampaikan keluh kesahnya kepada awak media ini saat berkunjung ke Aroma Pecco.
Menurut Hermiadi, nilai kontrak antara pihaknya dengan Dinas Pariwisata Kerinci sebesar Rp. 75 juta, namun hal ini dibantah Pihak Pariwisata Usman Arifin melalui pesan What App, nilai kontrak hanya Rp. 70 Jt.
Lebih jauh Hermiadi mengungkapkan kondisi aroma pecco sangat memprihatinkan sebagai tempat wisata. Selama 10 tahun terbengkalai, kurang bersih dan kurang nyaman untuk tempat wisata. Penyebabnya pengelolaan aroma pecco kurang bagus katanya, area wisata dalam keadaan semak belukar, wisata kolamnya penuh dengan lumut, wajarlah saat lebaran ini kami tekor karena sepinya pengunjung. Aroma pecco tidak mampu bersaing dengan tempat wisata lainnya, yang selalu melakukan inovasi untuk menarik minat pengunjung. Sedangkan di Aroma Pecco tidak ada perubahan yang bisa menarik minat pengunjung, bahkan kolam dan fasilitas yang ada tidak ada perubahan dari zaman sebelumnya, disaat musim lebaran area wisata penuh dengan pedagang berjualan, " ungkap Hermiadi.

Dari pantauan awak media ini di dan informasi yang diperoleh, bahwa sumber cuan pihak ketiga sebagai pengelola antara lain dari karcis masuk, kontrak pihak pengelola Parkir, sewa lapak termasuk orang yang berjualan tetap di aroma pecco tetap setor ke pihak ketiga.
Harapan masyarakat, setiap lebaran pengelola selalu mengeluhkan tidak mendapat untung dari bisnis wisata sebaiknya memberikan kesempatan kepada yang lainnya, dan apabila masih juga berebut mengelola dengan dalih sebagai tim ses berarti bolehkan dikatakan mental sudah rusak dan pemerintah Kab. Kerinci melalui Dinas Pariwisata mampu melalukan inovasi secara drastis dalam melakukan perubahan serta menyediakan sarana dan prasarana hiburan atau rekreasi di pecco. ” ungkap masyarakat.
Perlunya petugas pariwisata yang memiliki pengetahuan wawasan dalam pengembangan daya tarik aroma pecco serta sikap rasa memiliki, peduli dan transparansi pengelolaan yang mampu berkembang bukan hanya sebatas meraup hasil demi kepentingan dan sumber pendapatan pribadi. “ ungkap masyarakat. (jml)