Indra: APH Harus Segera Bertindak
Kerinci,- Dugaan kasus pemotongan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dilaporkan terjadi di Kampus IAIN Kerinci. Mahasiswa penerima beasiswa mengungkapkan bahwa mereka mengalami pemotongan sebesar 2.500.000 per semester pada tahun 2023.Bahkan, mereka mengaku hanya menerima RP.1.700.000 dari relokasi biaya hidup sebesar Rp.4.200.000.
Disamping itu, dari pengakuan mahasiswa Penggunaan Alasan Capacity Building juga dinilai Tidak Sesuai Juknis.
"Ia, kami hanya menerima 1,7 juta persemester,"ungkap mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, indra aktivis petisi sakti menduga hal ini benar adanya yang dialami mahasiswa.Menyikapi hal ini, dirinya tak akan tinggal diam, selain melaporkan, dirinya juga akan gelar aksi demo pada senin mendatang (21/12,red).
"Kita menduga, PTP IAIN Kerinci telah memotong dana biaya hidup dengan dalih untuk kegiatan capacity building. Hal ini bertentangan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 4324 Tahun 2024 yang menyatakan bahwa hanya biaya pendidikan (poin b), bukan biaya hidup (poin a), yang dapat dialokasikan untuk program pembinaan. Pemaksaan dan Ketidaksesuaian dengan Ketentuan BAB VIII Huruf F Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 4324 Tahun 2024 memperbolehkan PTP mengalokasikan dana untuk pembinaan di Ma'had, asrama, atau pesantren berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam dokumen bermaterai. Namun, dalam praktiknya tidak sesuai dari realitanya,"ungkap Indra tegas.
Sementara itu wakil rektor IAIN Kerinci, Halil husairi dikonfirmasi media suarabernas.com tidak banyak memberikan statemen dan meminta menghubungi pembina formakip-K.
"Berkenan dengan dana kegiatan KIP-K. Dikelola sepenuhnya oleh Formakip-K. Bisa konfirmasi langsung dengan ketuanya. Saya kirim nomornya. Dan pembina Formakip-K.
Karena Sepenuhnya Bantuan KIP-K langsung ke Rekening mahasiswa penerima.,"ujarnya singkat.(Die)