Pangkalan Kerinci, (Suarabernas.com) -Sabtu 28 Juni 2025, Suara dukungan terhadap pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-V IKTD Kabupaten Pelalawan terus bergema. Kali ini datang dari tokoh dan masyarakat perantau asal Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, yang menyatakan dukungan penuh terhadap Musda IKTD Periode 2025–2030.
Melalui spanduk resmi yang telah beredar luas di media sosial dan masyarakat, Perwakilan Kecamatan Sungai Tarab Kab. Pelalawan secara tegas menyatakan komitmennya untuk ikut serta mensukseskan Musda IKTD ke-V.
“Basamo mangko manjadi. Kami warga Sungai Tarab di Pelalawan sepakat bahwa Musda adalah sarana terbaik untuk menegakkan marwah organisasi. Semua harus kembali ke jalur konstitusional,” ujar Kamrizal, SH, salah satu tokoh masyarakat Sungai Tarab.
Tokoh-Tokoh Sungai Tarab Suarakan Kebersamaan
Dukungan ini juga datang dari beberapa tokoh penting lainnya, seperti:
Fetra Maizar ST Katik Rajo, tokoh muda dan penggerak pemuda IKTD di Pelalawan,
Irzal, SPd, tokoh senior masyarakat Sungai Tarab yang dikenal konsisten menjaga nilai budaya dan adat,
“Musda adalah sarana menyatukan, bukan memecah. Kita perlu pemimpin yang lahir dari musyawarah, bukan penunjukan sepihak,” tambah Fetra Maizar ST Katik Rajo.
Mereka semua menegaskan bahwa Musda bukan hanya forum pemilihan ketua, tetapi momentum menyatukan kembali warga Minang yang sempat terpolarisasi akibat dinamika internal organisasi.
Musda Jadi Simbol Demokrasi dan Marwah Minangkabau di Rantau
Dengan dukungan dari tokoh dan warga Sungai Tarab, Musda V IKTD Pelalawan semakin memperoleh legitimasi moral dan sosial dari akar komunitas perantau. Para tokoh tersebut sepakat bahwa hanya dengan kembali ke AD/ART dan mekanisme resmi organisasi, IKTD Pelalawan bisa berdiri kokoh dan dipercaya oleh seluruh lapisan warga.
“Kita ingin IKTD menjadi rumah gadang bersama, tempat kita semua berteduh dan berjuang, bukan panggung pertikaian,” tutup Irzal SPd.
Pak Lurah Pangkalan Kerinci Timur: Ini Dinamika yang Kita Hargai, Ke Depan Kita Rapatkan Barisan
Dalam wawancara eksklusif, Lurah Pangkalan Kerinci Timur, Ridho Afalda, S.STP, M.Si menyampaikan pandangan menyejukkan terkait polarisasi yang terjadi.
“Kalau ambo prinsipnyo menyerahkan kedaulatan tersebut ke masyarakat IKTD bang. Kalau terpolarisasi, mungkin itu bagian dari dinamika dan dialektika berorganisasi. Kito hargai keduanya. Harapan ambo, ke depan bisa seiring sejalan demi maslahat warga IKTD,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut soal legalitas dan AD/ART, beliau menegaskan:
“Kedua-duanya punya keistimewaan cara pandang. Kita bangun paradigma positivistik dalam berorganisasi paguyuban yang dapat merangkul seluruh elemen masyarakat. Polarisasi ini kita hargai untuk saat ini. Nanti bersama kita perbaiki. Ini tanggung jawab sosial bersama.”
Penegasan Panitia: Musda Adalah Jalan Demokratis dan Konstitusional
Panitia Musda V menegaskan bahwa seluruh proses Musda berjalan sesuai SK dan AD/ART yang berlaku. Musda bukan ajang konflik, tapi momentum menyatukan semua warga Tanah Datar di Pelalawan dalam satu cita, satu langkah, satu semangat.
“Musda adalah rumah besar kita. Mari datang, berpartisipasi, dan bersatu. Ini bukan soal siapa menang, tapi soal bagaimana kita menjaga rumah adat kita di rantau,” ujar perwakilan panitia.***