Kembangkan Rumah Baca Lilac, Cara Pertamina Perkaya Literasi Masyarakat Lirik

Kembangkan Rumah Baca Lilac, Cara Pertamina Perkaya Literasi Masyarakat Lirik
Aktivitas di rumah baca Lilac di Kecamatan Lirik

Bangunan semi permanen masih berdiri kokoh dalam rindang wisata alam Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu, kenangan masa lalu ketika radio masih jaya jayanya menjadi media hiburan dan informasi masyarakat tampak jelas dari masih tegapnya menara pemancar berdiri di antara dedaunan dan ranting kayu belakang bangunan walau tanpa faedah.

Disana, lewat partisipasi Pertamina dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) nya, Radio yang pernah mengudara pada frekuensi 99,3 FM menjadi pionir  mencerdaskan kehidupan masyarakat Lirik dalam perannya menghidupkan pusat aktivitas dan edukasi, terutama tentang lingkungan dan pemberdayaan sosial.

Walau tak lagi menjadi penyambung komunikasi antara Pertamina dan masyarakat Lirik karena terdampak langsung dari pesatnya perkembangan teknologi komunikasi saat ini, tiang besi  penyangga langit informasi menjadi saksi sejarah bagaimana tekad BUMN di sektor pertambangan dan perminyakan itu memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat disekitar wilayah operasionalnya. Kini sisa sisa kejayaan itu tak bisa lagi berdentang seperti denyut nadi kedamaian alam sekitarnya, menggetarkan udara dengan suara dan nyanyian yang melintas tanpa henti, membentangkannya ke telinga dan hati yang merindu, kala alat komunikasi nirkabel itu masih diminati. 

Kini, bangunan bercat putih yang dulu digunakan sebagai pusat medium komunikasi pembawa pesan dan kisah artistik, melibatkan indera pendengaran dan imajinasi, serta perannya sebagai simbol komunikasi yang menyatu dengan kehidupan masyarakat Lirik dari berbagai sudut pandang budaya dan emosional masih memberi manfaat dengan cara berbeda.

Lewat inovasi cerdas para Pertamina Wira Field Lirik, bangunan eks radio wisata alam lirik disulap menjadi perpustakaan mini yang  jadi oasis kecil yang menampung gema ilmu dan cerita, dari rak rak kecil bersandarnya gudang pengetahuan berjejer di sudut ruang bak salam bisu bagi para pencari cahaya, tempat di mana harapan dan pengetahuan bersatu dalam keheningan penuh makna, menjalin ikatan hangat antara pembaca dan kata-kata, disini anak Lirik membuka jendela dunia.

Farel Syamsul Amri (18), salah seorang Volunteer Lirik Literacy Center (Lilac) mengisahkan awal mula rumah baca itu berdiri. Ide pertama nya datang dari salah seorang karyawan Pertamina Lirik yang mengurusi CRS perusahaan, ide tersebut disambut positif oleh Forum Anak Kecamatan Lirik. Peningkatan soft skill bagi pemuda pemudi tempatan menjadi alasan gagasan itu perlu digesa untuk di realisasikan. Apalagi di kecamatan yang berada paling barat Kabupaten Inhu itu selama ini tidak memiliki perpustaakan. 

"Ide awalnya datang dari mbak Dian yang mengurusi CSR nya Pertamina, beliau mengusulkan bangunan eks radio di fungsikan lagi sebagai rumah baca, sebagai tempat edukatif anak anak di Kecamatan Lirik, ide tersebut disambut baik oleh Forum Anak dan masyarakat Lirik," kata Farel, Senin (13/10/2025)

Berdirinya Lilac tak seperti sim salabim nya lampu Aladin, tercetus 2023, baru di tahun 2024 perpustakaan mini yang kata Pertamina Wira Dian sebagai rumah baca itu resmi dibuka.

"Setelah rumah baca berdiri, kita mencari nama yang bagus agar lebih dikenal masyarakat, lebih simple dan lebih ikonik. Dari beberapa kawan kawan yang tergabung di Forum anak Kecamatan Lirik mengusulkan namanya Lirik Literacy Center atau disingkat Lilac,"ungkap nya lagi

Dalam melaksanakan operasional rumah baca Lilac, saat ini ada 44 siswa SMA yang tergabung dalam Forum Anak Kecamatan Lirik yang berpartisipasi aktif untuk mengembangkan soft skill anak di jantung operasinal Pertamina di Inhu ini. Selain itu ragam jenis dan judul buku menjadi daya tarik bagi pengunjung yang kebanyakan datang di akhir pekan, Sabtu dan minggu saat tak ada jadwal belajar di sekolah, belajar sambil berwisata alam.

"Waktu berdiri cuma ada lima orang pengurus dari Forum Anak Lirik, sekarang sudah ada 44 orang. Semua nya siswa SMA, kecuali saya, saya generasi kedua dari  pengurus Lilac, sekarang adalah generasi ketiganya, saya  tamat sekolah tahun ini, sebagian pengurus lama ada yang sudah kuliah dan bekerja, saya masih menjadi bagian dari Lilac ini,"bebernya

"Di Lilac ini, ramainya sabtu dan minggu, banyak adik adik dari TK sampai siswa SMA berkunjung ke sini. Membaca buku yang kita sediakan,"jelas Farel

Untuk memenuhi kebutuhan literasi pengunjung, di rak buku Lilac saat ini tersedia berbagai buku bacaan mulai dari buku cerita, buku dongeng dan ada buku tentang saint. Untuk pengadaan buku, Lilac bekerjasama dengan perpustakaan daerah Inhu dan sumbangan dari Pertamina.

"Buku buku berasal dari Perpustakaan daerah dan bantuan dari Pertamina, memamg kita kerjasama dengan Pertamina dalam mengembangkan Lilac ini," kata Fasilisator anak di Lilac lainnya dari Forum Anak Lirik, Septia.

Tak hanya buku bacaan yang disediakan Lilac, ada juga bermacam bentuk permainan yang membantu meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui stimulasi berpikir kritis dan analitis, seperti permainan Fuzzle dan lego yang sangat digandrungi anak anak Paud dan TK.

Selain mainan modern, di Lilac juga tersedia permainan tradisional yang sejatinya adalah permata warisan leluhur yang sarat makna dan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Melalui permainan ini, anak anak di Lirik tak hanya menikmati kegembiraan, tetapi juga menimba pelajaran hidup yang luhur. 

Di Lilac, permainan tradisional kembali di reinkarnasi namun dalam makna yang jauh lebih luas. Permainan rakyat masa lalu itu  bukan sekadar hiburan masa kecil, melainkan gerbang pembelajaran holistik yang membentuk karakter, kebijaksanaan, dan kepribadian anak menjadi manusia yang utuh dan penuh makna. 

"Kalau pengunjung nya anak anak dari PAUD dan anak TK, sukanya permainan seperti Fuzzle dan lego, kalau permainan tradisional seperti  permainan terompah panjang dam congklak lebih disukai adik adik SD dan SMP ,"lanjut Septia

Pengalaman menyenangkan saat menjadi fasilisator di Lilac diakui oleh Mardiansyah sebagai wadah baginya mengembangkan soft skill pribadi dalam kehidupan sosial yang didapatnya melalui kegiatan kegiatan positif yang dilakukannya bersama komunitas Lilac.

"Senang bisa bergabung di Lillac ini, selain sebagai rumah baca,  kita juga melakukan sosialisasi ke sekolah sekolah di Lirik tentang pola hidup bersih, bahaya gadget bagi siswa dan manfaat besar dari membaca buku. Dengan sering ikut kegiatan sosilisasi, dengan sendirinya publik speaking kita terlatih," akunya

“Selain itu, kita juga banyak kenalan. Senang lah bisa ikut di komunitas Lilac ini,”imbuhnya

Lilac dan dunia anak

Di sudut ruang baca Lilac,  seorang bocah lelaki tenggelam dalam dunia kecilnya, kepingan - kepingan Lego bak batu bata dari bangunan imajinasi yang dibangunnya dari hati, penuh kesabaran dan semangat pantang menyerah ia tunjukkan. Jemari mungilnya cekatan menyatukan satu demi satu balok plastik itu, merangkai bentuk yang perlahan menampakkan rupa. Sorot matanya memancarkan  keingintahuan berbalut rasa senang karena apa yang tekunin sejak datang telah berwujud sesuai ekspektasi kecilnya, seolah setiap potongan lego adalah cerita yang ingin ia hidupkan.

Muhammad Alfatih (5) begitu khusuk di ruang bermain yang dipilihnya, tumpukan tumpukan balok dari tangan bocah yang masih tercatat sebagai salah satu peserta didik di sebuah Taman Kanan kanak di Lirik ini menggemericik kecil dalam irama semangat untuk terus menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Rumah mainan warna warni indah karya pikiran mungilnya merentang luas tanpa batas, kreativitas tumbuh subur di hamparan kepingan balok balok plastik. Gelak tawanya lepas terdengar takkala ia berhasil menyatukan kepingan kepingan lego yang sebelumnya hanyalah potongan potongan kebingungan, bahagianya menandai sebuah keberhasilan kecil yang  ia rayakan.

"Fatih buat rumah untuk bunda,"katanya penuh senyum

Kebahagian hati Fatih yang telah sukses dalam  dunia kontruksi balita tak hanya ia rayakan sendiri. Sumringah senyuman dan apresiasi tinggi diungkap sang bunda yang sedari awal mengamati usaha sang buah hati untuk menyelesaikan bangunan imajinasi dalam permainan lego yang menyatu dalam harmoni sebuah petualangan di balok plastik. Sang bunda tak terlibat langsung dalam karya arsitektur mini buah hati, hanya berperan mengarahkan saja jika melihat pandangan mata si buah hati terkasih butuh bantuan. Kolabarasi ini mendekatkan dua hati yang sejatinya memang harus saling tertaut erat, menyatu dalam jiwa keabadian antara seorang anak dan ibunda tersayang.

"Pekan kemarin kita kesini, sampai di rumah dia minta minta terus ke sini lagi. Suka juga melihat dia main lego, main fuzzle di sini. Seru sekali, dan dia suka karena ramai, ada kawan kawan bermain,"kata bundanya Al Fatih

Sementara itu, Community Involvement and Development (COD) Pertamina Field Lirik, Dela Ayu Puspita Dewi kepada Nadariau.com mengatakan bahwa saat ini Lilac berfokus ke kegiatan berkonsep hal hal yang berguna bagi pengembangan memori anak, meningkatkan lirerasi dam kemampuan baca anak anak di Kecamatan Lirik.

"Permasalahan yang banyak dihadapi para orang tua saat ini adalah susahnya menjauhkan anak dari kecanduan gadget. Kehadiran Lilac menjadi solusi atas permaslahan tersebut," terang Dewi

Dengan datang ke rumah baca Lilac. Lanjut Dewi, fokus anak bisa di arahkan kepada kegiatan kegiatan positif dengan cara membaca buku sesuai minat si anak, atau bermain, baik permainan modern maupun permainan tardisional.

"Dengan buku, dengan permainan yang melatih fisik dan mental, anak anak akan teralihkan dari HP, dan dengan menumbuhkan kebiasaan membaca juga membantu meningkatkan kemampuan literasi anak anak di Lirik ini," harap Dewi

Pengelolaan Lilac yang digawangi oleh anak muda Kecamatan Lirik tidak dilepas begitu saja oleh para mentor dari Pertamina Wira yang sudah berkomitmen mengembangkan Lilac menjadi wisata edukasi berbasis literasi bagi anak anak di Lirik. Tersebab itu, Pengurus Lilac sudah menyusun agenda tahunan untuk memberikan pelayanan sentuhan hati bagi anak anak Lirik yang datang ke Lilac. Berbagai kegiatan dan lomba diadakan untuk menyemarakkan acara.

“Kita selalu mengadakan event event untuk menyemarakkan peringatan hari besar, seperti peringatan Hari Anak Nasional, peringatan hari Literasi, alhamdulillah, antusias anak anak sangat besar,” kata Dewi

Peringatan HAN 2025 dan kreativitas mewarnai 

Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025 diperingati dengan antusiasme peserta dari latarbelakang PAUD dan TK se Kecamatan Lirik ini, ratusan peserta lomba mewarnai berjejer dengan peralatan lengkap yang dibawa dari rumah. 

Pagi dalam suasana hangat nan ceria. Gelak tawa dan senyum kecil anak-anak berpadu dengan deru lembut pensil warna dan gesekan krayon di atas lembaran kertas putih. Di setiap meja, seolah sedang tumbuh pelangi harapan dari tangan-tangan mungil yang menggenggam krayon warna dengan hati yang polos. Lomba mewarnai menjadi panggung kecil imajinasi yang menari bebas, menorehkan keindahan dari dunia masa kecil.

Dari antusias si kecil dalam keceriaan kelompok mewarnai, ada yang tampak hati-hati memilih warna, ada pula yang menggores sesuai keinginan mereka, baginya  warna adalah kebebasan dan tak ada batasan mengekspresikannya. Di setiap sapuan krayon melahirkan keberanian untuk berimajinasi, dan dari setiap garis yang tak sempurna, menumbuhkan kepercayaan diri untuk mencoba lagi.

Nadia Putri (5), Peserta lomba mewarnai di peringatan HAN 2025  duduk manis diatas kursi kecil plastic diantara puluhan peserta lain, siap menggoreskan warna imajinasi kecilnya. Wajahnya tampak serius mengamati  kertas bergambar siluet diatas meja, ia tetap tenang sesekali tersenyum manis ditujukan ke mama tercinta yang mengamati dari kejauhan. Jemari kecilnya siap menari di atas kertas, menorehkan warna-warni kreatifitas alaminya.

Mata Nadia berbinar penuh semangat. Di hadapannya terbentang selembar kertas putih bak langit tanpa warna yang menanti sentuhan tangan ajaib gadis kecil Lirik ini, Sekejap, suasana menjadi riuh oleh tawa dan imajinasi. Nadia bersama puluhan teman sebaya di kegiatan yang sama mulai menorehkan warna dengan hati berbalut kegembiraan.

“Nadia mau menggambar Pelangi, ada merah, kuning hijau,’kata Nadia polos

Bagi peserta lomba mewarnai dari almameter kampus PAUD dan TK ini, kegiatan mewarnai yang mereka ikuti hanya dipandang sebagai ajang bersenang senang walau berbungkus kata lomba dan saling menjadi yang terbaik dalam kreativitas anak anak.

Para orang tua yang hadir memandang dengan penuh bangga. Mereka tahu, di tangan kecil itu tersimpan harapan besar. Suatu hari nanti, tangan yang kini menggenggam krayon mungkin akan menggenggam pena, kuas dan menggenggam masa depan bangsa ini. Si kecil yang duduk di atas kursi plastik itu bisa saja suatu hari nanti akan menjadi sosok penentu dari program program Pertamina untuk melayani kebutuhan energy negeri, penerus estafet kepemimpinan Pertamina di Lirik, di Riau bahkan nasional. Suatu hari nanti mereka bisa saja berada di gedung lembaga negara, akademisi atau apa saja yang buah pikirannya berguna untuk kemajuan bangsa ini.  Namun hari ini, Nadia dan kawan kawannya bermain dengan warna karena dari permainan itulah lahir benih-benih kecerdasan, keberanian, dan cinta pada keindahan.

Ketika batas waktu lomba berakhir, kertas-kertas warna-warni menjadi saksi kecil tentang kebahagiaan, kesuksesan menyelesaian apa yang telah di mulai. Kertas itu juga menjadi apresiasi untuk diri mereka sendiri. Semua peserta adalah pemenang di hari itu, sebab setiap anak telah mengalahkan rasa takut, keraguan dan tampil berani di depan banyak orang. Hari itu, mereka telah belajar satu hal berharga bahwa hidup akan selalu lebih indah bila diwarnai dengan hati.

Sebagai pelaksana program pemberdayaan masyarakat oleh Pertamina Lirik,  Dela Ayu Puspita Dewi tak jumawa hanya sampai mengubah bangunan eks Radio jadi rumah baca yang sarat manfaat itu, penarik animo masyarakat untuk datang ke Lilac, pemambah kemampuan literasi anak anak Lirik. Namun semangat wanita berhijab satu ini yang mewakili Pertamina lebih dari itu semua, mempersiapkan generasi siap pakai di dunia kerja juga menjadi motivasi badan usaha berslogan "Energi untuk negeri" itu untuk di wujudkan melalui pelatihan hard skill yang dijalankan.

"Ada pengadaan mesin jahit yang baru kita datangkan ke Lilac ini, nantinya kita akan latih masyarakat untuk mengembangkan usaha ekonomi keluarga dari menjahit,"ungkapnya

Untuk rencana pengembangan ke depannya, Lilac juga akan menyasar peningkatan kemampuan hard skill anak anak muda di Kecamatan Lirik melalui pelatihan desain grafis maupun pelatihan sablon.

"Insya Allah tahun depan kita akan adakan  pelatihan desain untuk anak anak muda di Lirik. Nanti kita sediakan laptop nya, kalau untuk sablon sudah ada barangnya, tinggal jalan aja,"bebernya

Field Manager Pertamina EP Lirik, Luqman Arif menyebutkan pada tahun 2024, Lilac berhasil mendirikan rumah baca dengan lebih dari 300 koleksi bahan bacaan anak dan remaja serta menyediakan ruang baca yang nyaman dan ramah bagi anak di Kecamatan Lirik. Program utama yang terlaksana meliputi Rumah Baca, Kelas Berbagi, dan Pelestarian Permainan Anak Tradisional dengan melibatkan sedikitnya 20 anggota Forum Anak Kecamatan Lirik sebagai fasilitator kegiatan di tahun pertama, kemudian terus bertambah menjadi 44 orang di tahun 2025 ini. 

"Selain itu, Lilac juga berhasil menjangkau lima sekolah di Kecamatan Lirik dan sekitar wilayah kerja PT Pertamina EP Lirik Field, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan sekolah, pemerintah desa, perpustakaan, dan PT Pertamina EP Lirik Field. Melalui kegiatan sosialisasi dan acara pembukaan, partisipasi anak, orang tua, guru, serta masyarakat meningkat sehingga memperkuat peran Lilac sebagai pusat literasi dan ruang pembinaan generasi muda,"ungkap Luqman Arif

Komunitas literasi seperti Lilac harus bisa memberi dampak positif bagi pertumbuhan mental anak-anak di tengah arus digital. Di saat layar LCD sering meninabobokan rasa ingin tahu, lewat Lilac diharapkan dapat menghidupkan kembali keajaiban kata, yang mengajarkan bahwa kebijaksanaan tak bisa diunduh, melainkan tumbuh melalui proses memahami, merasakan, dan berpikir kritis.

Melalui kegiatan membaca bersama, berdongeng, dan menulis cerita, anak-anak menemukan kepercayaan diri untuk menyuarakan isi hatinya. Mereka belajar berpikir jernih, menghargai pendapat, dan menanamkan kebaikan dalam setiap kalimat yang mereka baca. Di situlah mental anak tumbuh sehat dan kokoh, bukan hanya cerdas dalam logika, tetapi juga matang dalam rasa.

Lilac adalah rumah bagi mimpi kecil yang sedang belajar terbang, hadirnya Lilac bertujuan membangun generasi yang cerdas, berdaya, dan berakhlak, yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai pelita dalam setiap langkah kehidupannya.

“Kita ingin anak anak di Lirik ini tumbuh menjadi generasi yang kaya literasi,”pungkas Luqman Arif***


Penulis : Apon Hadiwjaya

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index